Uncategorized

Tak Ada Bercak Darah Ayah Yodi Ungkap Kejanggalan Kecewa Anaknya Disebut Bunuh Diri karena Depresi

Posted by admin

Kecewa, Itulah yang diucapkan ayah Yodi Prabowo saat Polda Metro Jaya mengumumkan penyebab kematian Editor Metro itu yang diduga kuat bunuh diri. Ayah Yodi Prabowo, Suwandi (46) mengaku tidak dapat menerima hasil kesimpulan dari pihak kepolisian. "Saya sebagai orang tua terus terang kecewa dengan kesimpulan itu, karena enggak mungkin anak saya bunuh diri," ungkap Suwandi di kediamannya Jalan Alle, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (25/7/2020). Ada sejumlah fakta yang diyakini Suwandi, anak sulungnya tidak mengakhiri hidupnya karena bunuh diri.

Pertama. tak ada satupun bercak darah yang menempel pada pakaian yang dikenakan korban pada saat ditemukan di sisi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. "Kalau dia bunuh diri di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ada tusukan empat kali, tiga kali tidak dalam yang satu dalam," tambahnya. Suwandi menjelaskan terdapat banyak kejanggalan dalam kesimpulan atas hasil penyelidikan pihak kepolisian.

Pasalnya, ia menilai tak ada satupun bercak darah pada tubuh maupun pakaian yang dikenakan pada anaknya saat ditemukan tewas. Ia menilai bila penyebab kematian dikarenakan bunuh diri, bakal menyisakan banyak bercak darah yang tertinggal di lokasi maupun pakaian almarhum. "Paling enggak kalau dia menusuk pasti akan ada pendarahan, darah akan lari ke celana dan sekujur tubuh dan bajunya," ungkap Suwandi.

"Sudah gitu ada kondisi tusukan di sini (leher red) terus kondisi anak saya ditemukan masih pakai masker, helm. Paling tidak darah ke masker, ke helm walaupun dia sudah tiga hari pasti ada bekasnya," tegasnya. Suwandi juga memberi tanggapan atas hasil penyelidikan polisi yang menyebut Yodi nekat bunuh diri karena depresi. Jasad Yodi Prabowo ditemukan tewas tergeletak di sisi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat, 10 Juli 2020.

Usai beberapa pekan proses penyelidikan dilakukan, pihak Polda Metro Jaya membeberkan hasil penyebab kematian dari Editor Metro TV itu. Pihak kepolisian menyampaikan bila Yodi tewas akibat bunuh diri dengan menggunakan pisau yang terdapat di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pihak kepolisian mengungkap nekatnya Yodi mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri akibat depresi.

Sontak pernyataan yang dikeluarkan pihak kepolisian dibantah pihak keluarga. Suwandi (46) ayah dari almarhum Yodi mengatakan tak ada gejala depresi pada anak sulungnya itu. Sebab, sebelum kepergiannya Yodi masih bersikap normal seperti sedia kalanya saat melangsungkan aktivitas.

Bahkan, keyakinan itu samakin menguat tat kala Yodi tetap menjalankan profesinya sebagai editor video di Metro TV. "Tadi dikatakan bahwa anak saya itu depresi, okelah dari hasil labfor dari hasil rumah sakit Polri seperti yang diketahui itu. Tapi di hari harinya itu dia tidak menampakan deperesi, bahkan dia masih berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk mencari tukang urut yang bagus karena adiknya itu sedang tidak bisa jalan," kata Suwandi di kediamannya Jalan Alle, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (25/7/2020). Selain itu, faktor lain yang diperkuat pihak keluarga dalam membantah alasan depresi berupa Yodi yang memiliki angan angan untuk menikah dalam waktu dekat ini.

Saking ingin mewujudkan angan angannya itu Yodi pun terus giat bekerja dan mencari penghasilan tambahan. "Kalau orang depresi ini menurut saya palingan itu tidak bisa kerja, tidak punya harapan, ini dia punya harapan hari harinya. Ada satu bulan sebelum kejadian, dia membeli laptop untuk mencari uang tambahan karena dia berkeinginan untuk menikah. Itu kan berati dia masih ada harapan," tandasnya. Adapun hingga saat ini pihak keluraga berharap agar pihak kepolisian dapat menemukan penyebab utama dari kematian Yodi Prabowo.

Polisi menduga editor Metro TVYodiPrabowomeninggal karena bunuh diri. JenazahYodiPrabowoditemukan di pinggir Jalan Tol Pesanggrahan, Jakarta, pada Jumat (10/7/2020) sekitar pukul 11.30 WIB. Yodi Prabowo ditemukan tertelungkup di dekat tembok dengan masih menggunakan helm, jaket, sepatu, dan tas.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimimum) Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menyimpulkan Yodi Prabowo bunuh diri berdasarkan sejumlah petunjuk. "Dari beberapa faktor danpenjelasan, di TKP, keterangan ahli dan saksi, keterangan lain dan bukti petunjuk, penyidik berkesimpulan, yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," kataTubagusAdeHidayatdi Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020). Berikut pertimbangan polisi menyebut dugaan bunuh diri sebagai penyebab kematianYodiPrabowo.

Polisi menemukan fakta di TKP bahwa motor milikYodiPrabowoterparkir rapi di seberang TKP pada saat jenazah Yodi ditemukan. Saat itu kunci motorYodiPrabowomasih tergantung di motor. Motor ditemukan dalam keadaan mulus dan tak ada lecet. Barang barang milik Yodi Prabowo juga tak ada yang hilang sehingga menepis adanya dugaan kematian akibat perampokan.

Tim gabungan khusus lakukan olah TKP di lokasi temuan jasad almarhum Yodi Prabowo. (Warta Kota/Rizki Amana) Polisi juga tak menemukan bercak darah di tempat lain selain di tempatYodiPrabowoditemukan tewas. Polisi menyebutkan, ada temuan sedikit cipratan darah di tembok. Selain itu bercak darah juga ditemukan pada pisau, baju dan jaketYodiPrabowo. Polisi juga menemukan rambut di sekitar lokasi jenazahYodiPrabowo. Barang yang menjadi temuan lain adalah sebilah pisau.

Polisi menyebut hasil pemeriksaan laboratorium forensik menunjukkan bercak darah yang ditemukan adalah milikYodiPrabowo. Sidik jari Yodi Prabowo juga ditemukan pada pisau. Polisi telah melakukan tes sidik jari orang orang di sekeliling Yodi Prabowo untuk mencoba menemukan bukti sidik jari dugaan pelaku pembunuhan. Jenazah editor Metro TV, Yodi Prabowo, ditemukan di pinggir jalan tol JORR W2, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020). (Dok TMC Polda Metro Jaya) Dari hasil pemeriksaan, polisi tidak menemukan sidik jari orang lain pada pisau yang diduga digunakanYodiPrabowountuk bunuh diri.

Polisi melakukan pemeriksaan di seluruh bagian pisau yang ditemukan di dekatYodiPrabowo. Polisi menyebut tak ada tanda tanda bekas perkelahian di jenazahYodiPrabowo. Dari olah TKP dan pemeriksaan saksi, tak ada keributan yang terdengar di sekitar TKP.

Motif perampokan ditepis polisi lantaran tak ada barang barangYodiPrabowoyang hilang setelah ditemukan tewas. Polisi menyebutkanYodiPrabowotewas akibat empat luka tusuk di dada dan leher. Luka di dada Yodi Prabowo memiliki jenis kedalaman yang bervariasi. Luka tusuk pertama berkedalaman sekitar 1,5 sentimeter.

Di sepanjang jalan di mana Editor Metro TV Yodi Prabowo pulang sebelum ia terbunuh ternyata tersebar banyak kamera CCTV. Total ada lebih dari 20 CCTV di Jalan Srengseng Raya, Ulujami Raya, dan Jalan Panjang. (kolase) Luka kedua dan ketiga tak terlalu dalam, dan luka keempat memotong bagian bawah paru paru. "Ahli mengatakan setiap orang yang melakukan bunuh diri dengan senjata tajam, akan selalu ada bukti permulaan, selalu ada luka percobaan. Coba coba dulu gitu," kataTubagusAdeHidayat. Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menyebutYodiPrabowosempat membeli pisau sendiri di Ace Hardware, Rempoa, Tangerang Selatan. "Pisau ini punya ciri khas khusus dijual di Ace Hardware," kataTubagusAdeHidayat.

MenurutTubagusAdeHidayat,YodiPrabowomembeli pisau pada Selasa (7/7/2020) siang pukul 14.00 WIB. Polisi telah memeriksa Ace Hardware Rempoa terkait penemuan pisau tersebut dan menemukan bukti rekaman CCTV saat Yodi Prabowo membeli pisau. "Kami temukan (rekaman CCTV) korban sedang membeli pisau tersebut. Baju yang dikenakan sama persis dengan baju yang dipakai saat jenazah ditemukan," kataTubagusAdeHidayat.

Pisau tersebut diduga kuat digunakanYodiPrabowountuk bunuh diri. Polisi mendugaYodiPrabowomengalami depresi setelah pergi ke dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. DidugaYodiPrabowobunuhdirikarena mengalami depresi.

"Adakah (konsultasi dengan dokter kulit dan kelamin) kaitannya dengan dugaan bunuh diri? Sangat terkait kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi," kata Tubagus Ade Hidayat. Kemungkinan depresi didapatkan polisi dari pemeriksaan dan keterangan saksi ahli psikologi forensik. Polisi mengaitkan antara fakta fakta penyidikan dengan keterangan saksi ahli.

Sebelumnya, polisi menemukan transaksi keuangan di RSCM. Di sana, Yodi Prabowo membayar biaya tes dan konsultasi beberapa hari sebelum tewas. "Tim menemukan adanya catatan transaksi keuangan di RSCM. Di sana yang bersangkutan melakukan tes dan konsul di RSCM," ujar Tubagus Ade. Yodi Prabowo menjalani tes dan konsultasi di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM. Ia kemudian disarankan dokter untuk menjalani tes HIV.

Berdasarkan hasil pemeriksaan urin, polisi menyebutYodiPrabowopositif menggunakan amphetamine. Hal tersebut dipastikan setelah tim forensik melakukan pemeriksaan. "Kita sudah lakukan pemeriksaan, kalau sudah diperiksakan amphetamine berarti dia pakai," kata Tubagus Ade Hidayat.

Pengaruh amphetamine itu diduga menjadi penyebab utama dirinya nekat melakukan tindakan bunuh diri. "Meningkatnya keberanian yang luar biasa, jangan pernah bandingkan pemikiran orang normal dengan orang tak normal karena tak akan nyambung," ucapTubagusAdeHidayat.(

Related Post

Leave A Comment