Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung emas Semarang, Anton Martin mengakui adanya peningkatan ekspor masker di Jawa Tengah. TIdak hanya satu negara saja, tetapi ada sejumlah negara tujuan ekspor. Saat ditemui di kantornya, Anton menerangkan, semenjak wabah corona sejumlah negara meminta kepada produsen di Jateng agar melakukan ekspor .
"Baru baru ini pihak Singapura datang ke kantor kami, mereka menanyakan terkait jumlah produsen masker untuk kebutuhan negaranya," jelasnya, Kamis (6/2/2020). "Kami mencatat terjadi tren peningkatan ekspor dari Jateng, bahkan pada Januari lalu total netto ekspor lewat Pelabuhan Tanjung Emas mencapai 20 ton lebih," ucapnya. Dikatakan Anton, pada Desember 2019 tidak ada aktifitas ekspor lewat Pelabuhan Tanjung Emas.
"Hanya Januari yang tercatat meroket, kalau dihitung berat bruto atau berat kotornya, ekspor Januari lalu mencapai 22 ton," ucapnya. Selain besaran ekspor , Anton juga menjelaskan total nilai pabean dari produk impor asal Wuhan Tiongkok ke Jateng pada Januari lalu. "Total nilai pabean impor dari Wuhan Januari lalu mencapai 3,5 juta Dolar AS, total tersebut dari enam jenis komuditi, yaitu alat kesehatan, bahan kimia, kabel, perkakas elektronik, serta sanitary dari," imbuhnya.
Ditambahkannya, perbandingan importasi Tiongkok di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dari Pemberitahuan Impor Barang (PIB) 2019 lalu mencapai 65 persen. "Nilai pabean terhadap PIB pada 2019 mencapai Rp 94 miliar, untuk tahun ini kami belum bisa memprediksi karena adanya wabah virus corona," tambahnya. Indonesia dikabarkan masih berstatus bebas virus corona. Itu merupakan kabar baik mengingatkasus virus corona telah menyebar ke beberapa negara dunia.
Dari Asia, Eropa hingga Amerika nyaris ada beberapa kasus terdampak virus corona. Namun, yang menarik adalah Indonesia menjadi satu satunya negara yang disebut bebas dari virus mematikan asal Wuhan tersebut. Pasalnya hingga detik ini, di Indonesia belum melaporkan satupun kasus virus corona.
Padahal Indonesia adalah negara yang besar, dengan mayoritas penduduk yang lebih padat dari pada negara seperti Singapura dan Malaysia yang justru sudah lebih dulu melaporkan kasus virus corona. Tampaknya situasi ini justru membuat Indonesia disorot oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Mengutip The Sydney Morning Herald Rabu (5/2/20) Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut Indonesia harus berbuat lebih banyak.
Hal itu karena kekhawatiran pada negara berpenduduk 270 juta ini yang belum melaporkan satupun kasus virus corona. WHO menginginkan agar Indonesia meningkatkan kewaspadaan dan deteksi kasus dari persipan di fasilitas kesehatan. Hal itu menyusul serangkain warga Australia yang tinggal di Bali telah didiagnosis menderita pneumonia, namun prosedur pengujian oleh otoritas kesehatan masih terbatas.
Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan, yang bekerja erat dengan Kementerian Kesehatan, mengatakan negara itu telah mengambil langkah konkret. Termasuk penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani kasus kasus potensial. "Indonesia sedang melakukan persiapan untuk menghambat masuknya virus corona baru," kata Dr Navaratnasamy Paranietharan.
Namun, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan dibidang pengawasan dan deteksi kasus aktif dan persiapan fasilitas kesehatan yang ditunjuk sepenuhnya. Ketersediaan alat tes khusus yang diperkirakan tiba minggu ini adalah langkah signifikan dalam arah yang benar. Sebelumnya Sydney Morning Herald dan The Age mengungkapkan Indonesia belum mempunyai alat tes kit untuk mendeteksi virus ini.
Sebaliknya otoritas medis hanya mengandalkan tes pan coronavirus yang secara positif dapat mengidentifikasi semua virus dalam keluarga corona seperti, flu, MERS, dan SARS. Pengurutan gen itu kemudian diperlukan untuk menguji secara postif tentang virus ini, dan seluruh prosesnya memakan waktu hingga lima hari. Dr Paranietharan mengatakan "kami (WHO) prihatin, Indonesia belum melaporkan satu pun kasus yang dikonfirmasi di negara berpenduduk hampir 270 juta orang ini."
"Tetapi "ami telah diyakinkan oleh otoritas terkait bahwa pengujian laboratorium telah bekerja dengan baik," tambahnya. Lebih dari 2 juta turis Tiongkok mengunjungi Indonesia pada tahun 2019. Negara negara tetangga termasuk Australia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja dan Filipina semuanya telah mencatat kasus kasus baru. Larangan penerbangan antara Cina dan Indonesia baru mulai berlaku pada hari Rabu (29/1), mendorong kekhawatiran tentang dampak ekonomi terhadap ekonomi Indonesia.
Pada awal pekan ini, Indonesia membawa 242 warga negaranya dari Wuhan, pusat virus, ke Kepulauan Natuna yang terpencil di mana mereka akan dikarantina selama dua minggu. Warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura dipastikan mengidap virus itu pada hari Selasa (4/2)