Hingga Jumat (1/5/2020) kemarin, jumlah kasus positif COVID 19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 104 kasus. Dari jumlah itu, diketahui ada 3 klaster terbesar penyebaran kasus Virus Corona di DIY. Hal ini diperoleh dari kajian epidemiologi oleh Tim Satgas Covid 19 DIY. Adapun masing masing klaster terkait dengan kegiatan keagamaan.
Jumlah kasus terkonfirmasi dari ketiga klaster tersebut, mencapai proporsi lebih kurang 20 persen dari seluruh kasus yang terkonfirmasi. Ahli Epidemiologi UGM, dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD, merinci tiga klaster tersebut antara lain dua klaster di Kabupaten Sleman dan satu klaster di Kabupaten Gunungkidul, yang berawal dari anggota jemaah Tabligh akbar yang baru pulang dari Jakarta. Klaster di Kabupaten Sleman tersebar terutama melalui kegiatan pertemuan di tempat peribadatan.
Sementara klaster di Kabupaten Gunungkidul disebarkan melalui kontak erat antar kasus. Klaster kasus di Sleman telah mencapai generasi ke tiga (G3). Sementara klaster kasus di Gunungkidul telah mencapai generasi ke 5 (G5).
Sementara ini, khusus wilayah Sleman sudah ada dua klaster di antaranya Warga Negara Asing (WNA) serta jemaah tabligh akbar asal Sleman yang datang dari Jakarta. Sedangkan satu klaster terbesar sisanya merupakan Jemaah GBIP terpusat di Kota Yogyakarta. Klaster tersebut berasal dari rombongan yang pulang dari pertemuan Sidone GBIP yang dilakukan di Hotel Aston, Kota Bogor pada bulan Maret.
Penularan kasus pada jemaah GPIB tersebut terjadi karena adanya kegiatan dalam lingkungan gereja. Andono mengatakan, untuk jumlah klaster di Gunungkidul mencapai 18 kasus, dengan rincian enam telah terkonfirmasi positif, 11 lainnya positif rapid test, dan satu sisanya meninggal dalam status PDP. Sementara yang klaster yang di Sleman, jumlah keseluruhan ada 24 positif Covid 19.
"Kasus di Sleman ini merupakan generasi ke tiga. Sementara di Gunungkidul sudah generasi kelima," katanya saat jumpa pers di gedung Pusdalops BPBD DIY, Jumat (1/5/2020). Ia melanjutkan, sementara terkait jamaah GPIB yang terkontaminasi Covid 19 berjumlah 17 kasus. Dengan rincian dua orang terkonfirmasi, tiga lainnya PDP dan selebihnya positif saat jalani rapid test.
Ia menyimpulkan, dari tiga kluster besar kali ini dapat disimpulkan jika kegiatan berkerumunan memiliki potensi penularan yang cepat. "Awalnya dua orang ikuti jamaah tabligh, dua tersebut satu pulang ke Sleman dan satunya pulang ke Gunungkidul," tegas Andono. Andono menyebut kemungkinan besar, paparan covid 19 bisa semakin bertambah.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat supaya tetap menjaga pola hidup sehat. Pertemuan para jamaah GPIB asal Yogyakarta sendiri dilangsungkan di Bogor, Maret lalu. Mereka juga melakukan perjalan ke Jakarta, lalu ke Semarang sebanyak 11 rombongan, setibanya di Yogya dilakukan pertemuan sebanyak 13 orang, di Sleman 20 orang dan di Bantul empat orang.
"Saat ini kami lebih fokus terhadap penularan transmisi. Tiap tiap daerah selalu kami tekankan untuk melakukan test secara masif," imbuhnya.