Berikut contohkhutbahsingkatbagi yang menjalankansalat Idul Fitri 1441 Hijriah di rumah dariUstazAbdulSomad, Buya Yahya dan Gus Nadir Hari raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada hari Minggu 24 Mei 2020. Diketahui bersama Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) menganjurkan masyarakat Indonesia yang berada di zona merah untuk Shalat Idul Fitri di rumah.
Anjuran itu bertujuan ada memutus penyebaran Covid 19. Hal tersebut tertuang dalam Fatwa MUI nomor 28 tahun 2020 tentang Panduan Kaifiat Khutbah dan Shalat Idul Fitri saat pandemi Covid 19. Berikut ini ketentuan khutbah sholat Idul Fitri di rumah berdasarkan Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2020:
1. Khutbah Ied hukumnya sunnah yang merupakan kesempuranaan sholat Idul Fitri 2. Khutbah Ied dilaksanakan dengan dua khutbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak 3. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
A. Membaca takbir sebanyak sembilan kali B. Memuji Allah dengan sekurang kurangnya membaca اَلْحَمْدُلِلَّهِ C. Membaca shalawat Nabi SAW, antara lain اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
D. Berwasiat tentang takwa E. Membaca ayat Al quran 4. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:
A. Membaca takbir sebanyak tujuh kali B. Memuji Allah dengan sekurang kurangnya membaca اَلْحَمْدُلِلَّهِ C. Membaca shalawat Nabi SAW, antara lain اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
D. Berwasiat tentang takwa E. Mendoakan kaum muslimin. Contoh Khutbah Idul Fitri Singkat Keutamaan Puasa
Dilansir dari unggahan Ustaz Abdul Somad di Instagram @ustadzabdulsomad_official, berikut contoh khutbah singkat untuk pelaksanaan salat Idul Fitri. "KHUTBAH IDUL FITHRI (tersingkat) السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد الحمد لله رب العالمين اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
قل هو الله احد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا احد Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah. Tujuan utama puasa adalah taqwa. Sifat orang bertaqwa ada 6 menurut surat Al 'Imran 134 134.
1. Bersedekah pada saat lapang dan sempit. 2. Menahan amarah. 3. Memberi maaf. 4. Segera ingat Allah jika tersalah. 5. Banyak bertaubat dan istighfar. 6. Stop. Tidak larut dalam dosa. . . (Duduk antara dua khutbah) الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد الحمد لله رب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال محمد والعصر ان الانسان لفي خسر الا الذين امنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر ايها الناس اتقوا الله حق تقاته
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات برحمتك يا ارحم الراحمين" tulis Ustaz Abdul Somad. Buya Yahya memberikan Teks untuk Khutbah & Muroqi (Bilal) Shalat Idul Fitri. Teks untuk kebutuhan Idul Fitri tersebut dibagikan Buya Yahya melalui Instagram @buyayahya_albahjah, pada hari Sabtu (23/5/2020).
“Bagi Anda yang ingin membaca atau menjadi khotib atau bilal (muroqi) shalat idul fitri. Dipersilahkan mendownload dan menyebarluaskan teks khutbah dan Muroqi (Bilal) Idul fitri yang ditulis oleh Buya Yahya (Pengasuh LPD Al Bahjah) Klik Link Download yang tersedia,” tulis Buya pada postingan disertai link. “Silahkan sebarkan informasi kebaikan, sampaikan kepada yang lain, Rosululloh SAW bersabda yang artinya:
Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya,’ HR. Imam Muslim,” tambah Buya pada postingan. Buya Yahya juga memberikan imbauan kepada masyarakat, mengenai Idul Fitri yang berbeda dari tahun tahun sebelumnya. Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Di hari raya ‘Idul Fitri ini sungguh kita benar benar berada dalam karunia dan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala yang amat besar. Karena saat ini kita dikumpulkan oleh Allah di tempat ini dengan tujuan menggapai kemuliaan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Merenunglah sejenak akan keberadaan saudara saudara kita yang belum dipilih oleh Allah untuk mendapat rahmat Nya.
Yaitu mereka yang di saat ini telah berada di dalam sebuah tempat berkumpul akan tetapi Allah murka kepada mereka. Yaitu mereka mereka yang lalai dan sibuk mengikuti hawa nafsu mereka sehingga mereka tercebur di dalam kubang kemaksiatan dan kenistaan. Akan tetapi kita pada saat ini pada detik ini dihantarkan dan dimudahkan oleh Allah untuk melakukan hal yang diridhoi oleh Allah, yaitu sholat ‘Id bersama di tempat ini.
Inilah nikmat dan rahmat besar dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk kita. Lewat situs resminya, Gus Nadir menulis materi khutbah shalat Idul Fitri yang berjudul Andai Kita Masih Punya Waktu. Gus Nadir juga mengaku, naskah ini disiapkannya lantaran sejumlah netter yang 'mendadak' jadi khatib di keluarganya karena shalat Idul Fitri di rumah.
Berikut teks naskah khutbah Idul Fitri 2020 di rumah berjudul Andai Kita Masih Punya Waktu dari Gus Nadir: الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ، لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلهَ إِلاَّالله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ. الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّالله ُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُفَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى * وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar – Wa lillahil hamd
Dengan mengucap nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam disampaikan kepada Baginda Rasulullah Saw. Marilah kita tingkatkan ketakwaan dan ketaatan kita pada Sang Khaliq disertai rasa syukur kita masih bisa menjalani ibadah di bulan suci Ramadan, dan sekarang tiba waktunya kita meraih kemenangan di hari raya idul fitri.
Keluargaku sekalian rahimakumullah, Allah telah berfirman: وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar dalam kerugian, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1 3). Surah al ‘Ashr ini pendek tapi secara makna ini termasuk surah yang paling mencakup di dalamnya segala kebaikan untuk bekal kehidupan kita di dunia. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menyebutkan, Imam Syafi’i mengatakan, “Seandainya manusia memikirkan surat ini, pastilah surat ini cukup bagi mereka.”
Surat ini berisi penegasan, semua orang akan merugi kecuali orang orang yang beriman dan beramal saleh serta mereka yang saling menasehati agar menetapi kebenaran dan kesabaran. Allah bersumpah dengan waktu dikarenakan seringkali kita menghabiskan waktu kita dengan tanpa hasil. Kita habiskan usia kita dalam keadaan merugi. Padahal kita tidak cukup punya waktu di dunia ini untuk bermanfaat bagi sesama. Tahu tahu waktu kita telah habis.
Kereta kencana menjemput kita untuk berpulang ke haribaan Allah Swt. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu esok hari. Tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin diharapkan kembali esok.” Di antara kebiasaan orang orang musyrikin Makkah, mereka menggunakan waktu ashar untuk bersantai sambil menghitung untung rugi perdagangannya.
Dalam surat ini, Allah bersumpah dengan al Ashr bukan untuk menghitung untung rugi dunia yang sementara tetapi untung rugi di akhirat yang abadi. Itulah sebabnya Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan surat al Ashr ini, “Sungguh manusia itu pastilah berada dalam kerugian, kekurangan dan kehancuran, kecuali orang orang yang berhasil mengumpulkan antara iman kepada Allah dan beramal shalih.” Keluargaku yang berbahagia dengan penuh cinta di hari raya,
Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar – Wa lillahil hamd Selain iman dan amal saleh, surat al Ashr ini juga menyebutkan dua syarat lain agar manusia tidak berada dalam kerugian, yaitu nasehat menasehati untuk mentaati kebenaran dan nasehat menasehati demi menetapi kesabaran. Kita diminta untuk saling nasehat menasehati. Kita tidak diminta untuk memaksakan kebenaran yang kita yakini kepada orang lain.
Tugas kita hanyalah memberi dan juga menerima nasehat akan kebenaran. Pada saat yang sama Allah meminta kita untuk juga bersabar. Kebenaran dan kesabaran harus selalu berjalan bersama. Memberi dan menerina nasehat tentang kebenaran, harus dilakukan dengan penuh kesabaran. Begitu juga saling menasehati tentang kesabaran harus pula dilakukan dengan cara cara yang benar.
Tidak bisa kita merasa benar dengan tidak sabar. Tidak pula kita bersikap sabar tanpa memiliki kebenaran. Ini artinya, di saat kita benar pun kita disuruh sabar. Bukannya ngotot dan ngeyel mentang mentang merasa benar. Kita juga diminta bersabar atas kebenaran, bukan dalam kemaksiatan. Tidak boleh sabar saat bermaksiat. Kita harus cepat cepat bertobat, bukan berlama lama dalam kekhilafan. Karena yang diminta itu bersikap sabar saat menjalani hal hal yang benar.
Tafsir ar Razi mengingatkan kita, menjalankan kebenaran itu berat dan pasti akan diuji. Itu sebabnya kita diminta bersikap sabar dalam kebenaran. Keluargaku yang dirahmati Allah, Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar – Wa lillahil hamd
Jika iman dan amal shalih manfaatnya kepada diri kita sendiri, maka saling menasehati tentang kebenaran dan kesabaran itu bermanfaat untuk diri kita dan juga orang lain. Pegang teguh kebenaran dengan sabar. Pegang teguh kesabaran dalam menjalankan kebenaran. Kenapa demikian? Karena sekali lagi kita tidak punya waktu yang banyak hidup di dunia ini.
Banyak sudah saudara, keluarga, dan kolega kita yang telah lebih dulu meninggalkan kita di dunia ini. Kita pun tidak akan hidup selamanya. Boleh jadi ini Ramadan terakhir kita. Mungkin saja ini Idul Fitri terakhir kita. Itu sebabnya kita saling memaafkan hari ini.
Ini pun bagian dari saling menasehati untuk mentaati kebenaran dan nasehat menasehati demi menetapi kesabaran. Boleh jadi ini permintaan maaf terakhir kita. Mohon maaf lahir batin. Minal a’idin wal faizin. بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِْ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
Berjamaah 1. Jumlah jamaah yang sholat minimal empat orang, satu orang imam dan tiga orang makmum 2. Sesudah sholat, khatib melaksanakan khutbah
3. Jika jumlah jemaah kurang dari empat atau dalam pelaksanaan sholat jemaah di rumah tidak ada yang berkemampuan khutbah, maka shalat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah. Sendiri (munfarid) 1. Membaca niat sholat Idul Fitri sendiri
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى 2. Dilaksanakan dengan bacaan pelan (sirr) 3. Tidak ada khutbah.
Tata Cara Sholat Idul Fitri Kaifiat sholat Idul Fitri secara berjamaah adalah sebagai berikut: 1. Sebelum sholat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih
2. Sholat dimulai dengan menyeru "ash shalâta jâmi'ah", tanpa azan dan iqamah 3. Memulai dengan niat shalat Idul Fitri, yang jika dilafalkan berbunyi: أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لله تعالى
"Aku berniat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala." 4. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan 5. Membaca doa iftitah
6. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ 7. Membaca surah al Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al quran
8. Ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa 9. Pada rakaat kedua sebelum membaca al Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
10. Membaca Surah al Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al quran 11. Ruku', sujud, dan seterusnya hingga salam 12. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.